GUGUS PELINDUNG (KEMOSELEKTIVITAS)
Reaksi
kemoselektif artinya bahwa pereaksi hanya bereaksi dengan gugus fungsional yang dikehendaki (tertentu) atau hanya
bereaksi sampai pada tahapan tertentu atau menghasilkan suatu produk dengan
stereokimia tertentu. Contohnya adalah Oksidasi alkohol primer sampai menjadi
aldehid dan Reduksi senyawa bergugus fungsi jamak alkena dan karbonil. Atau
dengan kata lain gugus pelindung merupakan suatu gugus fungsi yang memiliki
fungsi tertentu yaitu untuk melindungi suatu gugus sehingga nantinya gugus
tersebut tidak ikut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses
sintesis.
Gugus pelindung
adalah gugus yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut
bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis. Tujuan adanya
proteksi suatu senyawa yaitu untuk melindungi gugus suatu senyawa supaya tidak
turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis. sehingga
tidak terjadi deproteksi yaitu penghilangan atau reduksi gugus pelindung
menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi. Pada akhir reaksi gugus pelindung
dilepaskan dengan suatu pereaksi tertentu.. Ada tiga persyaratan yang
harus dipenuhi oleh suatu gugus pelindung sebagai berikut :
1. Mudah dimasukkan dan dikeluarkan
2. Resisten terhadap reagen yang
akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi.
3. Resisten terhadap semuajenis
reagen lain yang mirip, yang dapat menyerang gugus yang tidak terlindungi.
Didalam
sintesis organik terdapat suatu istilah yaitu, Deproteksi. Deproteksi merupakan
suatu keadaan dimana adanya penghilangan (reduksi) suatu gugus pelindung
sehingga berubah menjadi suatu gugus fungsi awal. Berikut beberapa cara dalam
pemilihan gugus pelindung, diantaranya;
1. Mudah dimasukkan dan dihilangkan
2.Tahan terhadap reagen yang akan
menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi.
3.
Stabil dan hanya bereaksi dengan
pereaksi khusus untuk mengembalikan gugus fungsi aslinya.
Gugus
pelindung seharusnya tidak mengganggu reaksi yang dilakukan sebelum dihapus.
Adanya
penghilangan gugus pelindung dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya;
1.
Solvolisis dasar penguraian oleh
pelarut (contoh: Hidrolisis, Alkoholisis)
2.
Hidrogenolisis
3.
Logam berat
4.
Ion fluoride
5.
Fotolitik
6.
Asam / basa
7.
Elektrolisis
8.
Eliminasi reduktif
9.
β – eliminasi
10.
Oksidasi
11.
Substitusi nukleofilik
12.
Katalisis logam transisi
13.
Enzim
Beberapa
gugus pelindung untuk gugus fungsional senyawa organik dan cara
mengeluarkannya, ketahanan dan reaksinya adalah :
Dalam
sintesis, masalah kemoselektivitas seringkali ditemukan, misalnya molekul yang
akan direaksikan mengandung dua (2) gugus fungsi yang reaktif padahal kita
hanya menginginkan salah satu dari kedua gugus fungsi tersebut yang bereaksi,
maka kemoselektivitas adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan.
Beberapa
penuntun dalam kemoselektivitas:
Garis
Penuntun 1
Jika
sebuah molekul terdiri dari dua gugus fungsi yang berbeda kereaktifannya, maka
gugus yang lebih reaktif selalu dapat direaksikan Misalnya, pada reaksi
Parasetamol. Apabila terdapat 2 gugus yang berbeda reaktivitasnya, maka gugus
yang lebih reaktif yang akan bereaksi terlebih dahulu. Contoh:
Pertanyaan
yang muncul adalah, gugus mana yang teralkilasi? Apakah gugus CCOH saja, apakah
gugus OH saja, ataukah kedua gugus akan teralkilasi? Pada larutan alkilasi (PH
> 10) kedua gugus akan terionisasi, tetapi ion fenolat jauh lebih reaktif
dibandingkan ion karboksilat, sehingga hanya ion fenol yang teralkilasi.
Senyawa
asam (1) yang dibutuhkan untuk sintesis anestetik Siklometikaina (2)
dapat dianalisis sebagai eter menuju bahan awal yang sederhana.
Analisis
:
Sintesis
yang telah dipblikasikan menggunakan alkil iodida yang merupakan senyawa alkil
halida sekunder, sehingga kurang reaktif. Iodida sendiri merupakan gugus pergi
yang lebih baik dibandingkan klorida atau bromida.
Sintesis:
Analgesik
parasetamol (3) merupakan senyawa amida sederhana, sudah seharusnya senyawa ini
mudah diperoleh dengan reaksi asetilasi p-aminofenol. Dalam reaksi ini
dipertahakan fenol tidak terionisasi, sehingga NH2 akan menjadi lebih reaktif
dibandingkan OH (NH3 lebih nukleofilik dibandingkan air, tetapi kurang
nukleofilik dibandingkan HO-).
Analisa
:
Sintesis :
Garis
Penuntun 2
Apabila
terdapat suatu gugus fungsional yang dapat bereaksi dua kali, maka bahan awal
dan produk pertama akan berkompetisi untuk menyerang reagen. Reaksi ini akan
berhasil baik apabila produk pertama kurang reaktif bila dibanding bahan awal.
Senyawa
klorida asam (4) dapat digunakan untuk melindungi gugus amino dalam sintesis
peptida. Diskoneksi ikatan ester memberikan bahan awal yang sederhana, tetapi
dalam sintesis senyawa COCl2 (fosgene) dimana hanya berekasi sekali dengan PhCH2OH.
Hal ini dapat berhasil karena separuh senyawa ester (4) kurang reaktif karena
dapat mengalami konjugasi (5).
Analisis
:
Sintesis
:
Garis
Penuntun 3
Apabila
diinginkan yang berekasi adalah gugus yang kurang reaktif dari dua gugus
fungsional yang berbeda, atau apabila produk pertama dari suatu reaksi
mempunyai satu gugus fungsional yang sama atau lebih reaktif dibandingkan bahan
awal, maka gugus yang lebih reaktif harus dilindungi dengan gugus pelindung.
Asam amini (6) merupakan konstituen protein, mempunyai dua gugus fungsi yaitu
COOH dan gugus NH2, dimana gugus NH2 lebih reaktif dibandingkan gugus COOH.
Apabila menginginkan gugus COOH yang bereaksi maka gugus NH2 harus dilindungi.
Senyawa (4) dapat digunakan sebagai gugus pelindung untuk gugus NH2. Perlu
dicatat bahwa senyawa (4) dapat berekasi dua kali dengan gugus amino, tetapi
produk pertama (7) kurang reaktif karena lebih terkonjugasi dibanding senyawa
(4).
Dalam
sintesis senyawa tiol, RSH, dengan reaksi alkilasi langsung terhadap H2S
merupakan reaksi yang tidak baik, hal ini disebabkan karena produk yang
terbentuk mempunyai reaktivitas yang relatif sama dengan bahan awal, sehingga
reaksi akan berlanjut dan menghasilkan senyawa sulfida, RSH.
Untuk
membuat senyawa tiol dapat digunakan senyawa tiourea (8) sebagai aktivitas H2S
yang terlindungi, garam tiouronium (9) tidak mampu bereaksi lebih lanjut dan susah terhidrolisis menjadi tiol.
Senyawa
Kaptodiamina (10), suatu senyawa sedatif dan trankulaser, dapat dipakai sebagai
ilustrasi untuk menerangkan peristiwa sintesis senyawa tiol (11).
Garis Penuntun 4
Apabila
terdapat dua gugus yang identik, maka salah satu dari dua gugus yang identik
dapat bereaksi apabila produknya kurang reaktif dibanding bahan awal. Sebagai
contoh reduksi parsial dari m-dinitrobenena. Reduksi melibatkan penerimaan
elektron dari reagen pereduksi. Produk hanya mempunyai satu gugus nitro sebagai
penarik elektron, dengan demikian akan tereduksi lebih lambat dibanding bahan
awal. Reagen pereduksi yang paling baik untuk tujuan ini adalah natrium
hidrogem sulfida, NaHS.
Senyawa
m-nitroanilina (15) sebagai produk mempunyai kegunaan di dalam sintesis karena
gugus amino dapat digunakan untuk mengarahkan reaksi substitusi elektrofilik,
dan dia sendiri dapat digunkan oleh nukleofil lain setelah diazotasi.
Garis
penuntun 5 :
Satu
dari dua gugus fungsional yang identik dapat bereaksi dengan satu ekivalen
reagen dengan menggunakan efek statistik. Ini merupakan metode yang tidak dapat dipercaya, tetapi apabila sukses
dapat mencegah gugus pelindung atau strategi yang panjang lebur. Kedua gugus
harus identik dan harus terpisah satu dengan lainnya. Senyawa diol (20) dapat
termonoalkilasi dengan hasil yang cukup dengan menggunakan satu ekivalen
natrium dalam silena untuk memproduksi hampir seluruhnya monoanion (21).
Walaupun ini akan berada dalam keseimbangan dengan dianion dari (20), dengan
menambah alkil halida akan menghasilkan hidroksi eter (22) dalam jumlah cukup
dan senyawa ini digunakan dalam sintesis vitamin E.
Garis
penuntun 6 :
Suatu
metode yang lebih dapat dipercaya untuk reaksi dua gugus fungsional yang
identik adalah dengan menggunakan derivatnya yang hanya bereaksi satu kali.
Sebagai contoh adalah suatu anhidrida siklik, bila anhidrida siklik, bila anhidrida
telah terkombinasi satu kali dengan nukleofilik sehingga menghasilkan senyawa
(23), maka produk tidak lagi reaktif. Reaksi lebih lanjut dapat tetap
mempertahankan perbedaan, yaitu memberikan setengah ester dan setengah asil
klorida (24),
Garis
penuntun 7 :
Apabila
terdapat dua gugus hampir identik tetapi tidak sempurna identiknya, seperti
dalam (26) dan (27), maka jangan merencanakan gugus mana yang akan bereaksi.
Terima kasih materinya
BalasHapus