TAUTOMERI
Bagi kebanyakan
senyawa, semua molekul mempunyai struktur yang sama, apakah struktur tersebut
dapat memuaskan atau tidak dinyatakan dengan struktur lewis. tetapi ada juga
senyawa lain yang ada dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang
secara struktural berbeda, dan campuran berada dalam kesetimbangan yang cepat.
jika fenomena ini (disebut tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang
cepat antara molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. di dalam peristiwa
ini ada proton yang berpindah dari satu atom dalam satu molekul ke atom yang
lain menjadi molekul lain.
1.
Tautomeri keto-enol
Bentuk tautomeri
yang paling umum adalah tautomeri antara senyawa karbonil yang mengandung
hidrogen-α dengan bentuk enolnya.
Di dalam hal yang
sederhana (R” = H, alkil, OR, dst), kesetimbangan terletak di sebelah kiri.
Alasan untuk itu dapat diuji melalui energi ikat. Bentuk keto berbeda dari
bentuk enol dalam hal pemilikan ikatan C-H, C-C, dan C=O, di mana enol
mempunyai ikatan C=C, C-O, dan O H. Jumlah energi ikat untuk deret tiga ikatan
yang pertama di atas adalah 360 kkal/mol dan untuk deret yang kedua adalah 345
kkal/mol. Bentuk keto lebih stabil sekitar 15 kkal/mol. Jika R mengandung
ikatan rangkap yang dapat berkonjugasi dengan ikatan rangkap enol, jumlah enol
menjadi besar dan bahkan bisa menjadi dominan. Ester mempunyai enol yang lebih
banyak daripada keton. Di dalam molekul seperti asetoasetat, enol juga
distabilkan oleh ikatan hidrogen internal, yang mana ikatan ini tidak tersedia
dalam bentuk keto:
Sering kali jika
kandungan enolnya tinggi maka kedua bentuk dapat diisolasi. Bentuk keto ester
asetoasetat murni meleleh pada -39oC sedangkan bentuk enolnya adalah cairan
dengan titik leleh -78oC. masing-masing dapat disimpan selama beberapa hari
jika katalisator seperti asam atau basa benar-benar telah dikeluarkan. Bahkan
enol paling sederhana yakni vinil alkohol CH2=CHOH telah dibuat dalam fase gas
pada suhu kamar, dan enol ini mempunyai waktu paruh sekitar 30 menit.
Keberadaan enol sangat dipengaruhi oleh pelarut,
konsentrasi, dan suhu. Ester asetoasetat mempunyai kandungan enol 0,4% dalam
air dan 19,8% dalam toluena. Dalam hal ini, air mengurangi konsentrasi enol
melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan karbonil sehingga gugus tersebut
kurang bersedia membentuk ikatan hidrogen internal.
Jika ada basa
kuat, kedua bentuk enol dan keto dapat kehilangan proton. Anion yang dihasilkan
keduanya adalah sama. Oleh karena 19 dan 20 hanya berbeda dalam
hal penempatan elektron maka keduanya bukanlah tautomer, tapi bentuk kanonik.
Struktur ion enolat yang sebenarnya adalah hibrida dari 19 dan 20, meskipun
20 lebih banyak berkontribusi karena di dalam bentuk ini muatan negatif
ada pada atom yang lebih elektronegatif.
2. Tautomeri pergeseran
proton yang lain
Di
dalam semua hal, anion hasil dari pelepasan sebuah proton dari masing-masing tautomer
adalah sama karena resonansi. Beberapa contoh adalah:
a.
Tautomeri
Fenol-keto
Bagi fenol yang
paling sederhana, di dalam setimbangan ini terletak pada sisi fenol karena
hanya pada sisi ini terdapat kearomatikan. Bagi fenol sendiri, tidak ada fakta untuk
keberadaan bentuk keto. Meskipun demikian, bentuk keto menjadi penting dan mungkin
dominan apabila: (1) adanya gugus tertentu, seperti gugus OH kedua atau gugus
N=O, (2) dalam sistem aromatik yang dipadukan, dan (3) di dalam sistem heterosiklik.
Bagi kebanyakan senyawa heterosiklik dalam fase cair atau dalam larutan, bentuk
keto adalah bentuk yang lebih stabil; meskipun di dalam fase uap, posisi kesetimbangan
menjadi berbalik. Sebagai contoh, di dalam kesetimbangan antara 4-pidone 21 dengan
4-hidroksipiridin 22, hanya bentuk 21 yang terdeteksi jika dalam larutan
etanol, sedangkan 22 dominan dalam fase uap.
b. Tautomeri nitroso-oksim
Letak kesetimbangan ini jauh ke kanan; dan sebagai aturan, senyawa nitroso
stabil hanya jika ada ikatan hidrogen-α.
c.
Senyawa nitro alifatik berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aci.

Bentuk nitro jauh lebih stabil daripada bentuk aci, hal
ini sangat bertentangan dengan tautomeri nitroso-oksim karena tidak disangsikan
lagi bentuk nitro mempunyai resonansi yang tidak ditemukan dalam tautomeri
nitroso.
d.
Tautomeri imina-enamina
Enamina secara
normal stabil hanya jika tidak ada hidrogen pada nitrogen (R2C=CR-NR2). Kalau
tidak demikian maka bentuk imina yang dominan.
Sumber
Firdaus, 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Kimia
Organik Fisis I. Makassar : UNHAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar