POLARISABILITAS
Kemudahan
suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas ke molekul di
sekitarnya disebut Polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul.
Jika massa molekul relatif semakin besar, molekul semakin mudah mengalami
polarisasi sehingga gaya London semakin kuat. Dengan massa molekul relatif yang
sama besar, molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi
dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Semakin mudah
molekul mengalami polarisasi, semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya.
Oleh karena itu, jika massa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih
dan titik lelehnya semakin tinggi.
Gaya London (Gaya Dispersi)
Gaya dispersi adalah gaya tarik – menarik antara
molekul – molekul dalam zat yang non – polar. Penjelasan teoritis tentang gaya
dispersi dikemukakan oleh Fritz London dari Jerman sehingga gaya dispersi
disebut juga gaya london. Elektron senantiasa bergerak dalam orbital.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul secara normal bersifat non polar menjadi polar sesaat sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berubah milyaran kali dalam satu detik.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul secara normal bersifat non polar menjadi polar sesaat sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berubah milyaran kali dalam satu detik.
Dipol sesaat dalam suatu molekul dapat mengimbas
molekul disekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Keadaan normal, molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan (awan
elektron) yang merata atau simetris. Dipol sesaat, pergerakan elektron menyebabkan dipol sesaat
Dipol terimbas, dipol sesaat pada molekul sebalah kiri mengimbas molekul disebelah kanan. Hasilnya adalah gaya tarik dipol sesaat – dipol terimbas. Gaya london merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya dengan gaya london mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang Mr – nya kira – kira hampir sama. Jika molekul – molekulnya kecil, zat – zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Metana (CH4), dan gas – gas mulia. Ini dihasilkan oleh menyurut dan mengalirnya orbital-orbital elektron, sehingga memberikan pemisahan muatan yang sangat lemah dan sangat singkat di sekitar ikatan. Gaya London meningkat seiring bertambanhya jumlah elektron. Gaya London juga meningkat seiring dengan bertambahnya massa molar zat, sebab molekul yang memiliki massa molar besar cenderung memiliki lebih banyak elektron. Adanya percabangan pada molekul akan menurunkan kekuatan gaya London, sebab adanya percabangan akan memperkecil area kontak antarmolekul. Titik didih senyawa sebanding dengan kekuatan gaya London.
Dipol terimbas, dipol sesaat pada molekul sebalah kiri mengimbas molekul disebelah kanan. Hasilnya adalah gaya tarik dipol sesaat – dipol terimbas. Gaya london merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya dengan gaya london mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang Mr – nya kira – kira hampir sama. Jika molekul – molekulnya kecil, zat – zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Metana (CH4), dan gas – gas mulia. Ini dihasilkan oleh menyurut dan mengalirnya orbital-orbital elektron, sehingga memberikan pemisahan muatan yang sangat lemah dan sangat singkat di sekitar ikatan. Gaya London meningkat seiring bertambanhya jumlah elektron. Gaya London juga meningkat seiring dengan bertambahnya massa molar zat, sebab molekul yang memiliki massa molar besar cenderung memiliki lebih banyak elektron. Adanya percabangan pada molekul akan menurunkan kekuatan gaya London, sebab adanya percabangan akan memperkecil area kontak antarmolekul. Titik didih senyawa sebanding dengan kekuatan gaya London.
Elektron
pada suatu atom mengalami pergerakan dalam orbital. Pergerakan atau perpindahan
elektron pada suatu atom dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron
pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif
dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat. Gambar
dibawah ini menggambarkan perbedaan sebaran elektron pada orbital normal dan
orbital yang mengalami dipol sesaat. Adanya dipol sesaat menyebabkan molekul
yang bersifat non-polar menjadi bersifat agak polar.
Dipol
sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga
terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-menarik antara dipol
sesaat dengan dipol terimbas. Gaya ini yang disebut sebagai Gaya London.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar